: buat seseorang yang pernah singgah dan tinggal di taman kalbuku
Wahai jiwa yang baik hati...
Masih ingatkah dengan bunga melati
Yang ditanam ditaman hati
Kita bertekad tuk merawatnya agar tak mati
Ketika kita arungi putaran waktu
Air kini beku, membatu
Tak bisa menyirami bunga kita, bahkan bunga sepatu
Wahai jiwa yang teguh...
Hatiku runtuh kala badai menyentuh
Hati-hati dengan badai selama kau mengayuh
perahu kehidupan dengan dinamika seluruh
Wahai jiwa yang menawan...
Tidakkah kau bayangkan bagaimana aku kepayahan
Menahan gelombang sendirian, pertahankan pendirian
Bahteraku ambruk, berantakan tak karuan
Ku coba bertahan berpegangan tali cinta
yang pernah kita ikatkan di pelabuhan harapan
tapi tiada lagi kekuatan, pupus dimakan zaman
Ku berlindung di bawah gumpalan awan
Awan malah mendatangkan hujan
Hujan yang hebat
Mengundang banjir hebat
Penderitaanku semakin hebat
Rasa sakitku bertambah hebat
Wahai jiwa yang kukagumi...
Ku melihat sebuah pulau tak berpenghuni
Melambaikan keindahan menawan nurani
Tiada seorangpun dia ijinkan tuk jadi penghuni
Kecuali aku yang menghuni
Wahai jiwa penyayang...
Dalam segala kepayahanku
Kini kau panggil aku
Terlalu jauh sudah aku tersesat
Di lautan kehidupan yang begitu pekat
Wahai jiwa pecinta...
Pulanglah ke kampung harapan engkau
Usah pikirkan aku yang lagi galau
Temui raja yang hapus segala penderitaanmu di masa lampau
bersamaku, bersama ketidakberdayaanku
Kuharap lautan sepi
tempat kumenyendiri
bersama sisa keping-keping hati
yang menanti mentari
bersama sebilah senja
Kampung Damai,29-Nov-07/03:24: