Dengan apa kita membalas jasa-jasa ibu kita yang tak ternilai harganya itu?

Widget-1 title

Widget-2 title

Widget-3 title

SEBILAH SENJA

: buat seseorang yang pernah singgah dan tinggal di taman kalbuku


Wahai jiwa yang baik hati...

Masih ingatkah dengan bunga melati

Yang ditanam ditaman hati

Kita bertekad tuk merawatnya agar tak mati

Ketika kita arungi putaran waktu

Air kini beku, membatu

Tak bisa menyirami bunga kita, bahkan bunga sepatu

Wahai jiwa yang teguh...

Hatiku runtuh kala badai menyentuh

Hati-hati dengan badai selama kau mengayuh

perahu kehidupan dengan dinamika seluruh

Wahai jiwa yang menawan...

Tidakkah kau bayangkan bagaimana aku kepayahan

Menahan gelombang sendirian, pertahankan pendirian

Bahteraku ambruk, berantakan tak karuan

Ku coba bertahan berpegangan tali cinta

yang pernah kita ikatkan di pelabuhan harapan

tapi tiada lagi kekuatan, pupus dimakan zaman

Ku berlindung di bawah gumpalan awan

Awan malah mendatangkan hujan

Hujan yang hebat

Mengundang banjir hebat

Penderitaanku semakin hebat

Rasa sakitku bertambah hebat

Wahai jiwa yang kukagumi...

Ku melihat sebuah pulau tak berpenghuni

Melambaikan keindahan menawan nurani

Tiada seorangpun dia ijinkan tuk jadi penghuni

Kecuali aku yang menghuni

Wahai jiwa penyayang...

Dalam segala kepayahanku

Kini kau panggil aku

Terlalu jauh sudah aku tersesat

Di lautan kehidupan yang begitu pekat

Wahai jiwa pecinta...

Pulanglah ke kampung harapan engkau

Usah pikirkan aku yang lagi galau

Temui raja yang hapus segala penderitaanmu di masa lampau

bersamaku, bersama ketidakberdayaanku

Kuharap lautan sepi

tempat kumenyendiri

bersama sisa keping-keping hati

yang menanti mentari

bersama sebilah senja

Kampung Damai,29-Nov-07/03:24:

[ Read More ]

Posted by Cepi Supriatna 1 komentar»