Dengan apa kita membalas jasa-jasa ibu kita yang tak ternilai harganya itu?

Widget-1 title

Widget-2 title

Widget-3 title

SIMPAN SAJA DI BUMI

Tanda cinta buat saudari-saudariku

Saudariku….
Tembangmu terlalu bising buat didengar telinga manusia
-lebih bising dari suara kereta tua warisan jaman Belanda-
Rumput tak tenang, bebatuan tak senang
dedaunan gugur
besi dan baja lebur
kehidupan terkubur
tubuh-tubuh terjulur,.. hancur

Lisanmu terlalu tajam kau asah
Tikamannya terlalu membuat makhluk resah
Air tak basah
Bebatuan marah
Pepohonan gelisah

Tidakkah kau dengar titah Nabi
Pembawa wahyu illahi rabbi
Simpan saja di bumi, suaramu
Tempat menapak kakimu
Jangan kau simpan di langit, suaramu
Tempat terkait asa juga (mungkin) egomu

Tutur kata yang indah
Terasa dunia semakin megah
Kutu kerdil tampak gagah
Bunga-bunga tersenyum merekah

Maaf. Bila dengan goresan tinta ini kamu marah
Lisanku tak keluarkan api
Hatiku tak memendam bara
Yang ada hanya gumpalan air
Sejuk ibarat embun
Kala kau hijrah di tengah padang keikhlasan…

Kampung Damai, 30/11/2007; 21:54:20
[ Read More ]

Posted by Cepi Supriatna 0 komentar»

BBM (Balada Budak Miskin)

Lempar dadu
: satu, seratus atau seribu kali
BBM naik dan naik lagi
Berapa mean yang kau temukan
Kiranya harga bisa diturunkan
Tak ada peluang. Harga-harga tak dapat diturunkan

Terdengar nyanyian perut dimana-mana
Api berkobar. Teriakan rakyat tak gentar
Mencari faktor x,
meski sopir-sopir negara cuek
meski rakyat tercekek
meski mental mulai lembek.

Ini bukan sekedar silogisme
Tapi juga lagu egoisme
Yang mengalun mendayu diantara luapan keringat
Diantara terik mentari yang menyengat

Lautan darah merah meruah
Diantara luapan euphoria pesta meriah
Para kaya raya. Kaya apa, ya...???

Cukup sudah rakyat bercengkrama dengan belaian melarat
Derita semakin mencekik seribu kuadrat
Plus minus, defisit, surflus: menghitung apa lagi??!?
Rakyat terlanjur sekaraaaattt….
[ Read More ]

Posted by Cepi Supriatna 1 komentar»